Siaran Pers

Kemenhut Ajak Komunitas Internasional Perkuat Kolaborasi dan Kemitraan Kehutanan Global

Rabu, 22 Okt 2025 |

kemenhut-ajak-komunitas-internasional-perkuat-kolaborasi-dan-kemitraan-kehutanan-global

SIARAN PERS
Nomor: SP. 246/HUMAS/PPIP/HMS.3/10/2025

Kementerian Kehutanan bersama Food and Agriculture Organization (FAO) membuka secara resmi kegiatan Global Forest Observations Initiative (GFOI) Plenary di Nusa Dua Bali, Selasa (21/10). Kegiatan yang berlangsung pada 21 – 23 Oktober 2025 ini dihadiri lebih dari 300 peserta dari berbagai negara, lembaga donor, mitra pembangunan internasional, lembaga antariksa, institusi akademik, LSM, sektor swasta dan para pakar kehutanan dunia.

Dalam sambutan pembukaan, Kementerian Kehutanan yang diwakili oleh Haruni Krisnawati, Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan Iklim, menegaskan pentingnya peran hutan bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Lebih dari 95 juta hektar kawasan hutan Indonesia yang kaya dan kompleks. Tidak hanya menyimpan keanekaragaman hayati dan nilai ekologi yang tinggi, tetapi juga memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi. Hutan Indonesia juga sangat penting dalam menopang kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan pembangunan nasional.

Hutan Indonesia yang menyimpan cadangan karbon yang tinggi – salah satu yang terbesar di dunia, memegang peran penting dalam mitigasi perubahan iklim global. Melalui visi Indonesia’s Net Zero Emission dan target FOLU Net Sink 2030, Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan dapat berjalan beriringan dalam satu arah pembangunan yang berkelanjutan.

Efektifitas kebijakan serta keberhasilan upaya perlindungan hutan bergantung pada data yang transparan, akurat, dan dapat diverifikasi. Indonesia terus memperkuat sistem pemantauan hutan melalui Sistem Monitoring Hutan Nasional (SIMONTANA) sebagai platform monitoring tutupan hutan, dan Sistem Informasi Pemantauan Kebakaran Hutan (SIPONGI) untuk deteksi dini dan peringatan kebakaran hutan dan lahan. Melalui sistem informasi ini dan berbagai inovasi lainnya, Indonesia memastikan bahwa setiap keputusan diambil berdasarkan data ilmiah (berbasis science) dan bersifat real-time.

Seiring perkembangan zaman, Indonesia mengembangkan sistem monitoring hutan yang terintegrasi dengan memadukan inventarisasi tapak, penginderaan jauh (remote sensing), dan inovasi digital, termasuk penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Tranparansi dan kredibilitas data Indonesia diakui secara internasional melalui kesesuaian dengan pedoman Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), serta pelaporan berkala kepada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Indonesia memandang GFOI sebagai platform strategis untuk kerja sama teknis, pertukaran pengetahuan dan pengalaman, peningkatan kapasitas, dan transfer teknologi yang transformatif. Indonesia telah menjadi bagian dari GFOI sejak diluncurkan 2011. Pelaksanaan GFOI Plenary 2025 di Bali, Indonesia menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan perkembangan dan pengalaman baik dalam monitoring hutan, di mana data, sains, teknologi, dan kolaborasi membawa kemajuan dalam pengelolaan hutan dan resiliensi terhadap perubahan iklim.

Dalam penutup sambutannya, Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan Iklim mengajak para peserta untuk berbagi pengalaman dan menumbuhkan semangat kolaborasi serta kemitraan, yang menjadi pendekatan Indonesia dalam pengelolaan hutan berkelanjutan, serta mengajak untuk memperkuat “jembatan kolaborasi” antara sains dan kebijakan, teknologi dan tradisi, serta antara negara maju dengan negara berkembang, sebagai wujud semangat kemitraan global menuju hutan yang Lestari dan masa depan yang berkelanjutan.

Selama tiga hari pelaksanaan GFOI Plenary 2025 akan dibahas berbagai isu penting terkait dengan perkembangan inventarisasi dan pemantauan hutan, monitoring kebakaran hutan, serta pemantauan hutan untuk produksi komoditas hutan berkelanjutan. Beberapa pembicara dari Kementerian Kehutanan yang terlibat dalam GFOI Plenary 2025 diantaranya Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan Iklim, Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, perwakilan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan, serta perwakilan dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari dan Operation Management Office (OMO) Indonesia FOLU Net Sink 2030. Selain itu, Kementerian Kehutanan juga menyelenggarakan side event yang bertema Monitoring Indonesia’s forests towards FOLU Net Sink 2030.


Jakarta, Kemenhut, 22 Oktober 2025

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan,
Krisdianto

Website:
www.kehutanan.go.id

Youtube:
Kementerian Kehutanan

Facebook:
Kementerian Kehutanan

Instagram:
Kemenhut

Twitter:
@kemenhut_ri