Sarasehan Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Hutan (PEH), Sinergi PEH Lintas Generasi, Aksi Bersama Lestarikan Alam
Selasa, 12 Agt 2025 | Siaran Pers
SIARAN PERS
Nomor: SP.164/HUMAS/PP/HMS.3/8/2025
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) menyelenggarakan Sarasehan Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Hutan (PEH) dengan tema "Sinergi PEH Lintas Generasi, Aksi Bersama Lestarikan Alam", yang dilaksanakan secara daring dan luring di Jakarta dan daring bagi peserta dari seluruh Indonesia, di Jakarta, 12 Agustus 2025.
Acara ini dihadiri para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT), pejabat eselon, perwakilan organisasi profesi IPEHINDO, serta lebih dari 600 PEH yang tersebar di berbagai unit kerja pusat dan daerah, secara daring dan luring. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman peran PEH sebagai garda terdepan perlindungan dan pengelolaan ekosistem hutan, sekaligus memperkuat jejaring lintas generasi.
Mewakili Direktur Jenderal KSDAE Prof. Satyawan Pudyatmoko, Sekretaris Ditjen KSDAE, Amy Nurwanty menekankan bahwa sinergi lintas generasi menjadi kunci mengoptimalkan kinerja PEH.
“Tema ini kita sepakati bersama dengan harapan sinergitas antar PEH maupun lintas generasi dapat mengoptimalkan kinerja kita dalam perlindungan ekosistem hutan. Jabatan fungsional PEH adalah elemen penting, tidak hanya di Kemenhut, tetapi juga di pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota,” ujar Amy.
Amy menggarisbawahi bahwa peran PEH tidak terbatas pada pelaksanaan tugas teknis di lapangan, tetapi juga memerlukan kapasitas manajerial, inovasi, dan kebaruan.
“Saya berharap permohonan alih jenjang atau kenaikan jabatan PEH bukan hanya sekadar untuk memperpanjang masa pensiun atau meningkatkan tunjangan, tetapi juga diiringi peningkatan kapasitas dan inovasi yang memberi dampak positif bagi organisasi,” tegasnya.
Ia juga mendorong peran aktif organisasi profesi IPEHINDO untuk memperluas kepengurusan hingga tingkat provinsi. Saat ini baru terbentuk di 8 provinsi dari target 38 provinsi.
Dalam konteks tantangan global, Amy mengingatkan bahwa peran PEH berkaitan langsung dengan upaya Indonesia menjawab tiga krisis planet: perubahan iklim, polusi, dan hilangnya biodiversitas.
“Biodiversitas tidak hanya ada di kawasan konservasi, tetapi juga di hutan produksi, hutan lindung, dan area penggunaan lain. Semua membutuhkan peran aktif PEH di lapangan,” jelasnya.
Sarasehan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2025, sekaligus forum berbagi pengalaman, membangun kolaborasi lintas generasi, dan merumuskan strategi penguatan jabatan fungsional PEH ke depan.(*)
Jakarta, 12 Agustus 2025
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan,
Krisdianto
Website:
www.kehutanan.go.id
Youtube:
Kementerian Kehutanan
Facebook:
Kementerian Kehutanan
Instagram:
Kemenhut
Twitter:
@kemenhut_ri