Berita

Dukung Target FOLU Net Sink 2030 BP2SDM Kembangkan Tiga KHDTK Menjadi Destinasi Ekoeduwisata

Kamis, 11 Des 2025 | Siaran Pers

dukung-target-folu-net-sink-2030-bp-2-sdm-kembangkan-tiga-khdtk-menjadi-destinasi-ekoeduwisata

SIARAN PERS
Nomor: SP.372/HUMAS/PP/HMS.3/12/2025

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) menyelenggarakan Lokakarya Penyusunan Grand Design Ekoeduwisata untuk tiga Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang diadakan di Yogyakarta, Rabu (11/12/2025). Ketiga KHDTK yang menjadi fokus utama adalah KHDTK Pondok Buluh di Simalungun, Sumatera Utara, KHDTK Sawala Mandapa di Majalengka, Jawa Barat, dan KHDTK Tabo-Tabo di Kab. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk mewujudkan KHDTK sebagai pusat pembelajaran terintegrasi yang berkelanjutan. Turut hadir dalam Lokakarya ini antara lain para Pejabat Tinggi Pratama BP2SDM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan Provinsi D.I. Yogyakarta, Kepala Balai Penyuluhan dan Pengembangan SDM Wilayah I, Wilayah IV dan Wilayah VI, Direktur Indonesian Ecotourism Network (INDECON), serta penyuluh kehutanan dan kelompok tani hutan (KTH).

Dalam sambutan Kepala BP2SDM Kehutanan, yang dibacakan oleh Sekretaris BP2SDM, U. Mamat Rahmat, menegaskan bahwa pengembangan ekoeduwisata di KHDTK sejalan dengan Asta Cita ke-2 Kabinet Merah Putih tentang membangun kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, dan ekonomi hijau. Program ini juga mendukung visi Kementerian Kehutanan sebagai entitas tapak yang mengalirkan manfaat ekologi, ekonomi, sosial, dan berkelanjutan.

"KHDTK adalah aset strategis bangsa dalam penyelenggaraan fungsi pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui program ekoeduwisata, kami ingin menjadikan KHDTK sebagai laboratorium alami yang hidup sekaligus mendukung pencapaian target FOLU Net Sink 2030," ujar Mamat.

Saat ini, BP2SDM Kemenhut mengelola 45 unit KHDTK diklat kehutanan dengan total luasan 107.086 Ha dan sembilan unit diantaranya dikelola langsung oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) BP2SDM. Menurut Indra, KHDTK sebagai penyedia karbon, keberadaannya perlu dilindungi, dipertahankan, bahkan ditingkatkan sesuai amanat Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2021.

Program ekoeduwisata dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas SDM pengelola KHDTK, tetapi juga memberdayakan kelompok tani hutan dan masyarakat sekitar kawasan. Melalui pengelolaan wisata edukasi yang ramah lingkungan, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus memperkuat fungsi perlindungan dan kelestarian hutan.

Penyusunan grand design melibatkan konsultan ekowisata profesional dan dilakukan secara partisipatif dengan para pemangku kepentingan. Lokakarya ini merupakan tahapan berikutnya, setelah kelompok tani hutan dan penyuluh kehutanan pendamping mengikuti program pemagangan selama 10 hari di Desa Wisata Nglanggeran Yogyakarta, untuk mempelajari praktik pengelolaan ekowisata yang telah berhasil.

Kepala Pusat Penyuluhan Kehutanan, Wahju Rudianto mengharapkan dalam lokakarya ini para Kepala Balai P2SDM dapat menyepakati grand design ekoeduwisata yang telah disusun oleh konsultan. "Grand design yang disepakati secara partisipatif, didukung SDM KTH yang terlatih, diharapkan dapat menggerakkan ekoeduwisata berkelanjutan di wilayah masing-masing," ungkap Wahju.

Wahju menambahkan bahwa pengembangan program ekoeduwisata ini berlangsung selama dua tahun (2025-2026) dan mencakup delapan komponen kegiatan utama, mulai dari penyusunan panduan pengelolaan, pembangunan sarana prasarana, pemagangan, hingga launching.

BP2SDM menargetkan para kelompok tani hutan di setiap lokasi KHDTK sasaran, agar dapat meningkat pendapatannya dari usaha jasa wisata alam. Lebih jauh, program ekoeduwisata diharapkan mendukung KHDTK mandiri dengan pola sustainable financing, menjadikan kawasan sebagai aset produktif yang dapat menghasilkan pendapatan dari pengelolaan komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK), jasa lingkungan, dan perdagangan karbon.

"Ini adalah langkah awal memacu pengembangan KHDTK sebagai Centre of Excellence yang tidak hanya berfungsi sebagai laboratorium alam, tetapi juga pusat pengembangan teknologi agroforestry untuk ketahanan pangan, energi, dan air berkelanjutan," pungkas Wahju.(*)


Yogyakarta, 11 Desember 2025

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan,
Krisdianto, S.Hut., M.Sc., Ph.D.

Website:
www.kehutanan.go.id

Youtube:
Kementerian Kehutanan

Facebook:
Kementerian Kehutanan

Instagram:
Kemenhut

Twitter:
@kemenhut_ri

Dukung Target FOLU Net Sink 2030 BP2SDM Kembangkan Tiga KHDTK Menjadi Destinasi Ekoeduwisata