Berita

Indonesia Perkuat Implementasi Integrated Fire Management dan Kapasitas Manggala Agni di COP30

Selasa, 18 Nov 2025 | Siaran Pers

indonesia-perkuat-implementasi-integrated-fire-management-dan-kapasitas-manggala-agni-di-cop-30

SIARAN PERS
Nomor: SP.315/HUMAS/PP/HMS.3/11/2025

Kementerian Kehutanan mempertegas komitmen Indonesia dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui keikutsertaan pada dua agenda utama COP30, yakni sesi Call to Action on Integrated Fire Management and Wildfire Resilience serta Talkshow Strengthening Capacity Building of Manggala Agni to Reduce Forest Fire and GHG Emission in Indonesia. Kedua agenda ini memperlihatkan peran aktif Indonesia dalam mendorong kolaborasi global dan penguatan kapasitas nasional untuk mengurangi risiko kebakaran serta emisi gas rumah kaca.

Dalam sesi Call to Action, FAO dan Pemerintah Brasil menyampaikan bahwa inisiatif ini telah didukung oleh 62 negara dan 4 organisasi internasional, menunjukkan meningkatnya perhatian politik terhadap pengelolaan karhutla yang terpadu dan inklusif. Para pembicara internasional menekankan pentingnya berbagi data, peningkatan kapasitas, penggunaan teknologi, serta peran masyarakat adat dan lokal dalam siklus lengkap manajemen kebakaran, mulai dari pencegahan hingga pemulihan.

Perwakilan Indonesia menyoroti pengalaman negara di ASEAN, termasuk pentingnya kolaborasi multipihak, koordinasi lintas negara, serta partisipasi masyarakat dalam mitigasi karhutla. Indonesia juga tengah menyiapkan pendirian ASEAN Coordinating Center for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC) untuk memperkuat implementasi Integrated Fire Management.

Wakil Direktur Pengelolaan Kebakaran Hutan, Israr Albar, menegaskan bahwa pendekatan terpadu adalah langkah kunci yang tidak bisa ditawar dalam pengendalian karhutla.

“Integrated Fire Management bukan hanya konsep, tetapi kerangka kerja nyata yang harus diterapkan secara konsisten di semua level, dari pusat hingga tapak. Kami mendorong kolaborasi lintas negara dan berbagi teknologi agar penanganan kebakaran semakin cepat, tepat, dan berketahanan,” ujar Israr Albar.

Pada agenda terpisah di Paviliun Indonesia, talkshow mengenai penguatan kapasitas Manggala Agni menyoroti tantangan karhutla yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Manggala Agni, yang telah beroperasi sejak 2002, menjadi elemen penting dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran, sekaligus mendukung target FOLU Net Sink 2030. Para pembicara dari FAO, Korea, dan JICA membagikan strategi global serta peluang kerja sama untuk memperkuat kapasitas, teknologi, dan efektivitas pengelolaan karhutla di Indonesia.

Israr Albar juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas personel di lapangan:

“Manggala Agni adalah garda terdepan kita. Penguatan kapasitas, peralatan, serta dukungan teknologi adalah investasi yang langsung berdampak pada keselamatan hutan dan masyarakat. Kerja sama internasional membantu kami mempercepat peningkatan kesiapsiagaan di tingkat tapak,” jelasnya.

Kedua agenda COP30 ini menegaskan bahwa pengendalian karhutla membutuhkan aksi konkret, kolaborasi internasional, dan penguatan kapasitas di tingkat tapak. Indonesia menyatakan kesiapan untuk terus bekerja sama dengan negara dan lembaga mitra dalam memperkuat ketahanan terhadap karhutla serta menjaga kelestarian hutan dan lingkungan.


Belem, Brazil, 18 November 2025

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri,
Kementerian Kehutanan,
Krisdianto

Website:
www.kehutanan.go.id

Youtube:
Kementerian Kehutanan

Facebook:
Kementerian Kehutanan

Instagram:
Kemenhut

Twitter:
@kemenhut_ri