Berita

Indonesia Serukan Aksi Kolektif Memperluas Solusi Kebakaran Melalui Global Fire Management Hub

Rabu, 19 Nov 2025 | Siaran Pers

indonesia-serukan-aksi-kolektif-memperluas-solusi-kebakaran-melalui-global-fire-management-hub

SIARAN PERS
Nomor: SP.317/HUMAS/PP/HMS.3/11/2025

Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegaskan komitmen Indonesia dalam aksi global penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui panggilan bersama Call to Action on Integrated Fire Management and Wildfire Resilience. Komitmen ini disampaikan oleh Thomas Nifinluri, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, dalam sesi “From Call to Action to Implementation: Scaling Fire Solutions through the Global Fire Management Hub” yang diselenggarakan FAO dan Pemerintah Brasil sebagai bagian dari COP30 Presidency’s Action Agenda, di Belem Brasil, (17/11/2025).

Dalam forum strategis yang dihadiri puluhan negara tersebut, Thomas menegaskan bahwa pendekatan Indonesia terhadap mitigasi kebakaran sangat sejalan dengan prinsip Integrated Fire Management (IFM) yang diusung Global Fire Management Hub. Ia menyampaikan bahwa, hingga saat ini, telah terdapat 4 (empat) negara di ASEAN yang mengendorse Call to Action yaitu Indonesia, Malaysia, Myanmar dan Filipina. Harapannya akan lebih banyak lagi negara ASEAN yang mendukung Call to Action sehingga implementasi IFM di ASEAN akan semakin kuat.

Thomas menjelaskan bahwa pengalaman Indonesia menunjukkan adanya tiga faktor fundamental dalam upaya pengurangan risiko karhutla. “Terdapat tiga faktor penting dalam mitigasi karhut berdasarkan pengalaman dari Indonesia yaitu kolaborasi antar para pihak baik di level nasional maupun regional, menjalin koordinasi yang baik lintas sektor dan regional serta mendorong partisipasi dari masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, Indonesia menekankan bahwa ASEAN telah memiliki fondasi penting yang mendukung implementasi IFM. Thomas menegaskan, “ASEAN memiliki ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP) yang telah disepakati bersama sejak tahun 2002 yang menjadi sebuah instrumen yang tepat untuk meningkatkan komitmen negara ASEAN di dalam menghadapi permasalahan karhutla.”

Ia juga menjabarkan berbagai inisiatif ASEAN yang sudah selaras dengan Call to Action, antara lain: adanya perubahan paradigma dari pemadaman ke pencegahan, penguatan Kerjasama internasional, mempromosikan praktik Community-based Fire Management (CBFiM), pengembangan portal di ASEAN (ASEAN Haze Portal) sebagai wadah pertukaran pengetahuan dan data, perbaikan kualitas data luas kebakaran dengan penyusunan Guideline on burnt area mapping and estimation, peningkatan kapasitas dengan dukungan mitra internasional dan perguruan tinggi, pengembangan ASEAN Investment Framework for Haze Free Sustainable Land Management (AIF-HFSLM), dan dokumen untuk pengelolaan lahan gambut berkelanjutan berupa ASEAN Peatland Management Strategy, dan dokumen acuan untuk mitigasi kabut asap akibat karhutla melalui ASEAN Haze Free Roadmap 2023–2030.

Lebih jauh, Thomas menegaskan langkah strategis Indonesia dalam memperkuat tata kelola pengendalian asap lintas batas. “Indonesia saat ini sedang dalam persiapan pendirian ASEAN Coordinating Center for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC) dengan host oleh Indonesia. Center ini merupakan center ASEAN yang dimandatkan oleh AATHP untuk koordinasi dan fasilitasi kerja sama dalam penanganan kabut asap akibat karhutla. Semoga ACCTHPC ini ke depan dapat menjadi hub dalam implementasi IFM di regional ASEAN dan dapat berkontribusi dan berkolaborasi dengan Global Hub Fire Management," jelasnya.

Sesi ini juga ditekankan oleh para pemimpin global sebagai momentum penting untuk memperkuat kolaborasi internasional. Welcome Remarks FAO mencatat bahwa Call to Action yang diluncurkan pada 6 November 2025 telah didukung oleh 62 negara dan 4 organisasi internasional, mencerminkan komitmen global yang semakin kuat.

Dengan semakin meluasnya dukungan dunia terhadap Call to Action, Indonesia menegaskan kesiapan untuk berperan sebagai bagian dari solusi global. Melalui kolaborasi di ASEAN dan kontribusi di bawah Global Fire Management Hub, Indonesia menempatkan penguatan pencegahan, peningkatan kapasitas, dan integrasi pengetahuan lokal sebagai pilar penting menuju tata kelola kebakaran hutan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.(*)


Belem, Brazil, 19 November 2025

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri,
Kementerian Kehutanan,
Krisdianto

Website:
www.kehutanan.go.id

Youtube:
Kementerian Kehutanan

Facebook:
Kementerian Kehutanan

Instagram:
Kemenhut

Twitter:
@kemenhut_ri