Kementerian Kehutanan Gelar Foresta Showbiz: Jembatani Petani Hutan dengan Akses Jejaring Pasar melalui Kemitraan
Minggu, 26 Okt 2025 | Berita

Kementerian Kehutanan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM menggelar Foresta Showbiz, Ajang yang penyelenggaraannya dilaksanakan di Majalengka pada 26 Oktober 2025. Foresta Showbiz merupakan ajang temu usaha dan pameran yang mempertemukan Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan para offtaker dan pelaku usaha. Dengan ajang ini diharapkan produk hasil hutan berkualitas dari tangan petani lokal lebih dikenal dam punya peluang lebih besar menembus pasar yang lebih luas.
Kegiatan bertema "Membangun Kemitraan Nyata antara Kelompok Tani Hutan dan Offtaker" ini digelar di Agrowisata Putri Dalem, Jati Tujuh, Majalengka, Jawa Barat, pada 25-26 Oktober 2025. Kegiatan yang dirangkaikan dengan Pasar Pasisian Leuweung ini menghadirkan 100 peserta terdiri atas KTH, offtaker, mitra usaha dan mitra perbankan, serta instansi pemerintah terkait.
Bupati Majalengka Eman Suherman yang hadir pada pembukaan acara berharap kegiatan Foresta Showbiz ini dapat meningkatkan trasaksi ekonomi KTH di wilayah Kabupaten Majalengka sekaligus melengkapi kegiatan Pasar Pasisian Leuweung yang sudah dilaksanakan kali ke empat di Kabupaten Majalengka.
Selaras dengan hal itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana yang juga hadir, menyambut baik gelaran Foresta Showbiz yang dirangkaikan dengan Pasar Pasisian Leuweung. “Kami akan mereplikasi kegiatan serupa di acara Pasar Leuweung berikutnya” ujar Dodit.
Foresta Showbiz hadir sebagai solusi atas persoalan klasik yang dihadapi KTH, yaitu keterbatasan jejaring bisnis. Melalui pameran produk dan sesi business matching, para petani hutan bisa langsung berinteraksi dengan pedagang, distributor, bahkan lembaga pendanaan.
"Kelompok Tani Hutan adalah ujung tombak pengelolaan hutan lestari. Di tangan mereka, hasil hutan kayu dan non-kayu seperti madu, kopi, aren, jamur, hingga kerajinan bambu memperoleh nilai tambah. Namun, potensi besar ini sering terkendala akses pasar yang terbatas," ujar Heri Suheri, Kepala Bidang Ketenagaan dan Pengembangan Penyuluhan (BP2SDM) mewakili Kepala BP2SDM Kementerian Kehutanan dalam sambutannya.
Pameran menampilkan beragam produk unggulan hasil hutan dari 28 KTH, meliputi madu hutan, kopi organik, olahan bambu, empon-empon, kerajinan tangan, hingga produk inovatif berbasis hasil hutan bukan kayu (HHBK). Setiap KTH menyiapkan pameran, lengkap dengan kemasan menarik dan materi promosi. Program ini didukung oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Balai P2SDM Wilayah IV, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, dan Pemerintah Daerah Majalengka.
"Ini bukan sekadar pameran biasa. Kami ingin melahirkan kemitraan yang adil dan berkelanjutan - bukan hubungan jangka pendek yang saling memanfaatkan, tapi kerja sama jangka panjang yang saling menguatkan," tegas Heri.
Foresta Showbiz juga menjadi ruang belajar bagi KTH. Dari arena pameran, mereka belajar cara mempresentasikan produk, mengemas dengan menarik, hingga strategi promosi. Dari sesi temu usaha, mereka memahami kebutuhan pasar dan cara membangun kepercayaan dengan mitra bisnis. "Kami terus mendorong peningkatan kapasitas petani hutan agar tidak hanya jadi pengelola sumber daya, tapi juga wirausaha kehutanan yang berdaya saing," tambah Heri.
Heri Suheri juga menyebut kegiatan ini menargetkan sejumlah hasil konkret antara lain terbentuknya kontrak kerja sama, perluasan akses pasar produk KTH, serta penguatan jejaring usaha berkelanjutan antara KTH, penyuluh kehutanan, lembaga keuangan, dan sektor swasta.
"Kami berharap dari pertemuan ini lahir kesepakatan bisnis yang menguntungkan semua pihak. Lebih dari itu, kegiatan ini harus mendorong kesejahteraan masyarakat sekitar hutan melalui pemanfaatan hasil hutan secara lestari," tutup Heri.(*)
Sumber:
BP2SDM Kementerian Kehutanan



