Prinsip Kehati-hatian Indonesia Mendukung Tropical Forest Forever Faclity (TFFF)
Selasa, 04 Nov 2025 |

SIARAN PERS
Nomor: SP. 276/HUMAS/PPIP/HMS.3/11/2025
Prinsip Kehati-hatian Indonesia Mendukung Tropical Forest Forever Faclity (TFFF)
Penasehat Utama Menteri untuk Menteri Kehutanan, Edo Mahendra dan Silverius Oscar, didampingi Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri, Krisdianto bertemu dengan perwakilan Systemic, yaitu Felipe, Jeremy, dan Barbara, untuk mempelajari lebih jauh Tropical Forest Forever Faclity (TFFF), di Sao Paolo Brazil. Hal ini dilakukan di sela-sela persiapan mengikuti Conference of Party (COP) 30 di Belém Brazil.
Ketiga anggota delegasi Indonesia dari Kementerian Kehutanan tersebut menyempatkan diri berdiskusi dengan tiga perwakilan Systemic tersebut, yang adalah PMO TFFF yang menyusun kerangka TFFF dari inisiatif awal sampai dengan sekarang terbitnya TFFF versi 3.1.
"Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa Indonesia menyatakan dukungannya terhadap TFFF sebagai sebuah skema pendanaan inovatif yang mempunyai tujuan mulia untuk menyelamatkan hutan tropis dengan pendekatan ekonomi," ujar Edo.
Ia melanjutkan bahwa langkah Indonesia ini dinilai bisa menjadi salah satu strategi untuk mewujudkan target pengurangan emisi sektor kehutanan melalui program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
TFFF merupakan inisiatif mekanisme pembiayaan internasional yang dirancang untuk memastikan keberlanjutan ekosistem hutan tropis sebagai penyerap karbon terbesar di dunia untuk menjaga stabilitas iklim global. Indonesia menilai langkah ini sebagai pendorong kolaborasi lintas negara, lintas pemangku kepentingan, dan berbasis masyarakat untuk menjaga keberlangsungan hutan bagi generasi mendatang.
TFFF dirancang untuk memberi insentif berbasis hasil kepada negara-negara tropis guna mencegah deforestasi dan degradasi hutan. Skema ini menggunakan mekanisme blended finance, dimana dana yang digunakan untuk mendukung pelestarian hutan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Mekanisme blended finance merupakan gabungan dana dari publik dan swasta dengan potensi dana jangka panjang hingga 125 miliar dollar Amerika.
Dalam kesempatan diskusi tersebut, Felipe dari Systemic juga menjelaskan bagaimana inisiasi TFFF ini telah dimulai sejak 25 tahun yang lalu, dengan membandingkan sistem pengaturan pendanaan yang telah ada untuk Pengelolaan Hutan secara lestari. Dengan segala perbaikannya, kini TFFF memasuki versi terbaru, yaitu 3.1 dengan menekankan perhatian pemanfaatan insentif kepada penduduk asli dan komunitas lokal (Indigenous People and Local Community).
Dalam COP30 UNFCCC, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menjadi salah seorang delegasi Indonesia yang diperintahkan Presiden Prabowo Subianto mendampingi Utusan Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo. Di COP30, Kementerian Kehutaan mengkampanyekan "Indonesia: From Rainforest to Global Carbon Hub and Marketplace“ (Indonesia: dari Hutan Hujan Menjadi Pusat dan Pasar Karbon Global).
Hal ini menyambut terobosan Presiden Prabowo Subianto yang baru-baru ini menerbitkan Perpres 110/2025 tentang Penyelenggaraan Instrumen Nilai Ekonomi Karbon dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Nasional yang menegaskan kesiapan Indonesia dalam perdagangan karbon internasional
Menhut Raja Antoni juga diketahui sebelumnya pada tanggal 4 November telah menghadiri United for Wildlife Global Summit and High-Level Ministerial Roundtable, sebuah pertemuan bergengsi yang diselenggarakan oleh The Royal Foundation of The Prince and Princess of Wales di Rio de Jenerio.(*)
Sao Paolo, Brasil, Kemenhut, 4 November 2025
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kemenhut
Krisdianto
Website:
www.kehutanan.go.id
Youtube:
Kementerian Kehutanan RI
Facebook:
Kementerian Kehutanan
Instagram:
kemenhut
Twitter:
@kemenhut_ri



